Kamis, 03 September 2020

BELAJAR DI MANA SAJA DAN KAPAN SAJA

Situasi pandemi Covid 19 telah membuat banyak perubahan di segala kehidupan, tidak terkecuali juga dengan dunia pendidikan. Situasi Pandemi Covid 19 ini telah membuat percepatan modern dalam pelaksanaan dunia pendidikan. Seluruh unsur pendidikan dihadapkan pada situasi baru dimana mereka mau tidak mau harus berkenalan dengan pembelajaran jarak jauh. Guru mau tidak mau harus melek teknologi dan berkenalan dengan aplikasi-aplikasi pembelajaran, dan begitupun juga dengan siswa. Timbul pertanyaan kemudian apakah situasi pandemi Covid 19 ini juga akan merevolusi bentuk pendidikan di Indonesia? Seperti yang kita ketahui pendidikan yang saat ini umum digunakan oleh Indonesia merupakan warisan pendidikan barat dengan sistem sekolah. Seiring perkembangan waktu, Sekolah menjadi semacam tempat suci bagi pendidikan dan menjadi syarat wajib orang disebut sukses di kemudian hari. Hal ini kemudian mereduksi semangat pendidikan itu sendiri, karena akhirnya yang terjadi sekolah malah menjadi sesuatu yang identik dengan membosankan bagi sebagian siswa. Mereka hanya merindukan sekolah sebagai media untuk bertemu dengan temannya dan bersenda gurau serta agak tidak antusias ketika dalam kegiatan belajar mengajar. Nah, disini saya mencoba berpikir, dengan situasi seperti ini apakah bisa semangat sekolah dalam dunia pendidikan kembali ke awal terbentuknya sistem sekolah? Yaitu menjadikan anak itu memahami dirinya sebagai manusia yang bijaksana dan berkeadilan dan mampu bertahan hidup. Pembelajaran jarak jauh membuat siswa dan guru tidak lagi terikat dengan sekolah. Tentu saja akan ada nilai positif dan negative di dalamnya. Situasi ini merupakan hal baru di sebagian besar guru sehingga terciptalah semacam shock atau gap, karena ini diluar kebiasaan rutin dalam hal belajar mengajar. Bagi guru yang merupakan generasi milenial tentu tidak menjadi masalah besar, tetapi bagi guru yang sudah berumur, ini menimbulkan kesulitan tersendiri. Yang paling terasa justru sekolah yang tidak mendapatkan sinyal internet secara baik. Beragam upaya dilakukan pemerintah dengan pelaksanaan webinar, pelatihan, dan bahkan bekerja sama dengan televisi pemerintah. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan kebudayaan juga mengeluarkan panduan-panduan pembelajaran jarak jauh. Banyak guru yang akhirnya melek teknologi dan membiasakan diri untuk pembelajaran jarak jauh.
(Kegiatan webinar yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk menunjang pembeljaran jarak jauh) Imajinasi saya meloncat di zaman sebelum mengenal sistem sekolah. Zaman dulu dimasa Kolonial Belanda, sekolah merupakan hal yang modern bagi masyarakt kita. Masyarakat kita belajar untuk bertahan hidup dan mengenali dirinya sebagai manusia dimana saja dan kapan saja. Mereka belajar langsung dengan alam sehingga muncul pengetahuan-pengetahuan tradisional yang diwariskan secara turun- temurun. Sama seperti saat ini Siswa diberi kebebasan untuk belajar dengan media apa saja di lingkungan mereka yang terkait dengan materinya. Di dalam pikiranku kemudian berpikir, apakah kita akan kembali ke masa dulu, dimana belajar bisa dimana saja dan kapan saja, serta tidak terikat lagi dengan sekolah. Apakah nantinya ada perubahan pandangan sehingga belajar mengajar menjadi sesuatu yang tidak lagi membosankan tetapi hal yang menantang. Sekolah hanya menjadi fasilitator dan kegiatan administrasi saja. Semoga situasi ini benar-benar membuat perubahan positif dengan pembelajaran jarak jauh, walaupun saat ini memang kendala utama di pengawasan kepada peserta didik. Proses akan terus berjalan dan waktu yang akan membuktikan apakah dengan situasi pembelajaran jarak jauh ini akan membawa perubahan bagi dunia pendidikan kita?
(Pembelajaran Jarak jauh yang dilakukan oleh penulis)

Tidak ada komentar: